( "Going Home" dilukis oleh Tom Roberts, 1889 ) Ide-ide unik sekaligus aneh seringkali muncul ketika kita bengong. Dalam malam-malam insomnia yang penuh kegabutan, atau saat dalam transportasi umum dengan pandangan kosong ke arah gedung perkotaan dan pepohonan pinggir jalan, atau bahkan suasana hening saat buang air besar. Kondisi-kondisi tersebut tak jarang melahirkan motivasi mendadak bahwa kita mampu mengubah dunia, paling tidak mengubah diri sendiri. Dibandingkan sebutan ‘bengong’ saya lebih memilih meromantisasinya dengan istilah kontemplasi. Memang, salah seorang sahabat saya berkata bahwa otak kita justru menghasilkan pikiran kreatifnya saat ia tidak dipaksa untuk berpikir. Dalam ilmiahnya, kondisi tersebut adalah kondisi dimana otak mencapai gelombang Alpha (google saja untuk info lebih dalam). Kembali lagi, seberapa lama selamanya? Selamanya, ini adalah konsep yang unik. Ia bisa menggambarkan sesuatu yang abadi dan pada saat yang sama mengga
Salam semua, sejak awal bergelut dengan skripsi, pikiran saya akhir-akhir ini selalu dihantui dengan pertanyaan “setelah ini apa?” dan saya rasa banyak juga dari kawan sekalian yang seperti itu. Mungkin ini bersebab karena apa yang saya sebut dengan “The Philosophy’s Trap” ya, jebakan filsafat. Semasa berkuliah saya banyak sekali bertemu dengan orang-orang yang memiliki pemikiran yang hebat, dari yang paling Islami hingga yang sekuler, dari yang paling kanan hingga yang meng-kiri-kan diri, dari yang telah haqqul yakin dengan keyakinannya hingga yang masih proses mencari, dan semua obrolan bersama mereka tak terlepas dari filsafat. Filsafat, Sejak SMP saya telah jatuh hati dengan kata itu walau tidak mengetahui apapun tentangnya, dan ketika awal menjadi mahasiswa barulah PDKT yang mungkin lebih serius dimulai. The Philosophy’s Trap , memasuki masa-masa akhir berkuliah, sepertinya saya mulai menyadari bahwa inilah permulaan dunia pemikiran, seperti sebuah jebakan, filsafat member